Senin, 21 Oktober 2013

Influenza



Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.[1]
Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. [5]Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. [6][7] Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.[8]
Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang menimbulkan kematian 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,[9] bahkan sampai jutaan orang pada beberapa tahun pandemik.
Galur unggas yang disebut H5N1 telah menimbulkan kekhawatiran munculnya pandemi influenza baru, setelah kemunculannya di Asia pada tahun 1990-an, namun virus tersebut belum berevolusi menjadi bentuk yang menyebar dengan mudah dari manusia-ke-manusia.[12] Pada April 2009 sebuah galur virus flu baru berevolusi yang mengandung campuran gen dari flu manusia, babi, dan unggas, yang pada awalnya disebut "flu babi" dan juga dikenal sebagai influenza A/H1N1, yang muncul di Meksiko, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mendeklarasikan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009 (lihat pandemi flu 2009).

Gejala
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103 °F). [52] Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki.[1] Gejala influenza dapat meliputi:
  • Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)
  • Batuk
  • Hidung tersumbat
  • Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok
  • Kelelahan
  • Nyeri kepala
  • Iritasi mata, mata berair
  • Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung
  • Ruam petechiae [53]
  • Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, [54][55] (dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B) [56]
Kadangkala sulit untuk membedakan antara selesma dan influenza pada tahap awal dari infeksi ini,[2] namun flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam tinggi mendadak dengan kelelahan yang ekstrem. Diare biasanya bukan gejala dari influenza dari anak,[51] namun hal tersebut dapat dijumpai pada sebagian kasus "flu burung" H5N1 pada manusia[57] dan dapat menjadi gejala pada anak-anak.[54] Gejala yang paling sering terdapat pada influenza ditunjukkan pada tabel di kanan.[51]
Karena obat-obat antivirus efektif dalam mengobati influenza apabila diberikan dini (lihat bagian terapi di bawah), penting untuk mengidentifikasi kasus secara dini. Dari gejala-gejala yang disebutkan di atas, kombinasi demam dengan batuk, nyeri tenggorok dan/atau hidung tersumbat dapat meningkatkan akurasi diagnositik.[58] Dua penelitian analisis keputusan[59][60] menunjukkan bahwa pada saat terdapat wabah influenza lokal, prevalensinya lebih dari 70%,[60] oleh karenanya pasien dengan salah satu kombinasi dari gejala tersebut dapat diobati dengan inhibitor neuraminidase tanpa pemeriksaan. Bahkan saat tidak terdapatnya wabah lokal, pengobatan dapat dibenarkan pada pasien tua pada saat musim influenza selama prevalensinya lebih dari 15%.[60]
Ketersediaan pemeriksaan laboratorium untuk influenza terus mengalami peningkatan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, merangkum pemeriksaan laboratorium terbaru yang tersedia.[61] Menurut CDC, pemeriksaan diagnostik cepat (rapid diagnostic test) memiliki sensitivitas sebesar 70-75% dan spesifisitas sebesar 90-95% dibandingkan dengan kultur virus. Pemeriksaan ini terutama berguna pada musim influenza (prevalensi = 25%) tanpa adanya wabah langusng, atau musim periinfluenza (prevalensi = 10%[60]).

Pengobatan

  • -          Istirahat cukup.
  • -          Meminum banyak cairan, terutama air putih.
  • -          Hindari Alcohol dan rokok.
  • -          Bila perlu dapat mengkonsumsi Paracetamol.
  • -          Khusus untuk remaja dan anak hindari penggunaan obat Aspirin (terutama jika terinfeksi virus influenza tipe B). Dapat menimbulkan sindrom Reye (Penyakit hati langka yang dapat menimbulkan kematian).
  • -          Karena disebabkan oleh virus, penggunaan antibiotic tidak mempengaruhi infeksi. Kecuali untuk infeksi sekunder.
  • -          Inhibitor neuraminidase (oseltamivir, zanamivir efektif untuk influenza tipe a dan b)
  • -          Adamantanes (amantadine, rimantadine efektif untuk influenza tipe  b)
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Influenza 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar