Senin, 21 Oktober 2013

Psikopat

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.

 

Tujuh Tahap Mendiagnosis Psikopat

  1. Mencocokkan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare. Pencocokan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang terdekat pasien, pengaduan korban, atau pengamatan perilaku pasien dari waktu ke waktu.
  2. Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.
  3. Wawancara menggunakan metode DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) IV (The American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial.
  4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.
  5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.
  6. Melakukan tes pengetahuan. Psikopat biasanya memeliki pengetahuan yang luas.
  7. Jika Anda memiliki anak berumur 3 tahun yang terlalu jenius, dan seharusnya anak tersebut tidak mungkin sejenius itu, maka bisa jadi anak Anda psikopat.

Gejala-Gejala Psikopat

  1. Sering berbohong, fasih dan dangkal.
  2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
  3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
  4. Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.
  5. Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.
  6. Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya.
  7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
  8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
  9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
  10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, ataupun gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut, karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.
  11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
  12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
  13. Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain menyalahkannya (merasa paling benar, dan biasanya anggapanya itu memang benar).
  14. Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali yang salah.
  15. Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikopat

Sindrom Reye



Syndrom Reye

Sindrom Reye adalah penyakit yang sangat langka namun serius yang dapat mempengaruhi otak dan hati, terjadi paling sering pada anak-anak yang sembuh dari infeksi virus.

Dinamakan setelah ahli patologi Australia R. Douglas Reye, yaitu orang yang pertama kali melaporkan sebagai sindrom yang berbeda pada tahun 1963, sindrom Reye masih belum dipahami dengan baik. Penelitian telah menghubungkan penggunaan aspirin atau obat yang mengandung aspirin selama infeksi virus penyebab munculnya sindrom Reye.


Sindrom Reye terutama terjadi pada anak-anak antara 4 dan 14 tahun, dan terjadi paling sering ketika adanya epidemi penyakit infeksi virus, seperti selamamusim dingin atau mengikuti suatu wabah cacar air atau influenza B.

Jangka waktu bervariasi dengan tingkat keparahan penyakit, yang bisa berkisar mulai dari yang ringan, sampai yang menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Meskipun beratnya bervariasi, sindrom Reye adalah kelainan yang berpotensi mengancam kehidupan yang harus diperlakukan sebagai darurat medis. Deteksi dini dan pengobatan sangat penting - kemungkinan untuk peningkatan pemulihan yang sukses ketika sindrom Reye ditangani lebih awal

TANDA DAN GEJALA

Tanda-tanda dan gejala sindrom Reye hampir selalu didahului oleh penyakit virus, seperti infeksi saluran pernafasan atas (pilek, flu, dll), penyakit diare, atau cacar air. Sindrom Reye dapat terjadi dari 1 hari sampai 2 minggu setelah infeksi virus. Penyakit virus yang menyebabkan itu menular, tetapi sindrom itu sendiri tidak.

Gejala-gejala termasuk:

* muntah yang hebat
* lesu, ngantuk
* pada bayi, diare dan pernapasan cepat

Pada tahap selanjutnya, seorang anak mungkin menunjukkan perilaku irasional, kebingungan, kelemahan yang berat, kejang, dan kehilangan kesadaran. biasanya tidak disertai demam.


PENCEGAHAN

Aspirin dan obat lain dari keluarga salisilat tidak boleh digunakan dalam pengobatan cacar air, influenza, dan penyakit virus lainnya. Nama kimia untuk aspirin adalah acetyl salicylate atau acetylsalicylic acid.

Secara umum, aspirin sebaiknya tidak digunakan untuk anak-anak atau remaja kecuali atas saran dokter untuk kondisi tertentu.

PENGOBATAN

Anak-anak dengan sindrom Reye biasanya dirawat di rumah sakit, jika sakit parah, di unit perawatan intensif di rumah sakit (ICU).

Pengobatan mendukung karena tidak ada obat untuk penyakit. Tim perawatan klinis berfokus pada memastikan anak dengan sindrom Reye menjaga cairan yang tepat dan keseimbangan elektrolit, gizi, dan status kardiorespirasi. Kemungkinan pemulihan besar bila sistem ini adalah sebagai seimbang mungkin.

sumber : http://nh2pharma.blogspot.com/2011/03/sindrom-reye.html

Influenza



Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.[1]
Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. [5]Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. [6][7] Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.[8]
Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang menimbulkan kematian 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,[9] bahkan sampai jutaan orang pada beberapa tahun pandemik.
Galur unggas yang disebut H5N1 telah menimbulkan kekhawatiran munculnya pandemi influenza baru, setelah kemunculannya di Asia pada tahun 1990-an, namun virus tersebut belum berevolusi menjadi bentuk yang menyebar dengan mudah dari manusia-ke-manusia.[12] Pada April 2009 sebuah galur virus flu baru berevolusi yang mengandung campuran gen dari flu manusia, babi, dan unggas, yang pada awalnya disebut "flu babi" dan juga dikenal sebagai influenza A/H1N1, yang muncul di Meksiko, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mendeklarasikan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009 (lihat pandemi flu 2009).

Gejala
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103 °F). [52] Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki.[1] Gejala influenza dapat meliputi:
  • Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)
  • Batuk
  • Hidung tersumbat
  • Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok
  • Kelelahan
  • Nyeri kepala
  • Iritasi mata, mata berair
  • Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung
  • Ruam petechiae [53]
  • Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, [54][55] (dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B) [56]
Kadangkala sulit untuk membedakan antara selesma dan influenza pada tahap awal dari infeksi ini,[2] namun flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam tinggi mendadak dengan kelelahan yang ekstrem. Diare biasanya bukan gejala dari influenza dari anak,[51] namun hal tersebut dapat dijumpai pada sebagian kasus "flu burung" H5N1 pada manusia[57] dan dapat menjadi gejala pada anak-anak.[54] Gejala yang paling sering terdapat pada influenza ditunjukkan pada tabel di kanan.[51]
Karena obat-obat antivirus efektif dalam mengobati influenza apabila diberikan dini (lihat bagian terapi di bawah), penting untuk mengidentifikasi kasus secara dini. Dari gejala-gejala yang disebutkan di atas, kombinasi demam dengan batuk, nyeri tenggorok dan/atau hidung tersumbat dapat meningkatkan akurasi diagnositik.[58] Dua penelitian analisis keputusan[59][60] menunjukkan bahwa pada saat terdapat wabah influenza lokal, prevalensinya lebih dari 70%,[60] oleh karenanya pasien dengan salah satu kombinasi dari gejala tersebut dapat diobati dengan inhibitor neuraminidase tanpa pemeriksaan. Bahkan saat tidak terdapatnya wabah lokal, pengobatan dapat dibenarkan pada pasien tua pada saat musim influenza selama prevalensinya lebih dari 15%.[60]
Ketersediaan pemeriksaan laboratorium untuk influenza terus mengalami peningkatan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, merangkum pemeriksaan laboratorium terbaru yang tersedia.[61] Menurut CDC, pemeriksaan diagnostik cepat (rapid diagnostic test) memiliki sensitivitas sebesar 70-75% dan spesifisitas sebesar 90-95% dibandingkan dengan kultur virus. Pemeriksaan ini terutama berguna pada musim influenza (prevalensi = 25%) tanpa adanya wabah langusng, atau musim periinfluenza (prevalensi = 10%[60]).

Pengobatan

  • -          Istirahat cukup.
  • -          Meminum banyak cairan, terutama air putih.
  • -          Hindari Alcohol dan rokok.
  • -          Bila perlu dapat mengkonsumsi Paracetamol.
  • -          Khusus untuk remaja dan anak hindari penggunaan obat Aspirin (terutama jika terinfeksi virus influenza tipe B). Dapat menimbulkan sindrom Reye (Penyakit hati langka yang dapat menimbulkan kematian).
  • -          Karena disebabkan oleh virus, penggunaan antibiotic tidak mempengaruhi infeksi. Kecuali untuk infeksi sekunder.
  • -          Inhibitor neuraminidase (oseltamivir, zanamivir efektif untuk influenza tipe a dan b)
  • -          Adamantanes (amantadine, rimantadine efektif untuk influenza tipe  b)
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Influenza 

Deep Vein Trombosis (DVT)



Deep Vein Trombosis (DVT)
Deep vein thrombosis (DVT) adalah bekuan darah yang terbentuk di aliran darah vena dalam, biasanya di tungkai bawah. Kondisi ini bias saja membahayakan saat bekuan darah tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran darah ke organ-organ vital seperti paru – paru ataupun organ otak dan bisa menyebabkan gangguan hingga kematian.

Penyebab DVT
  • Duduk lama (penerbangan jauh)
  • Beberapa kondisi medis seperti gangguan pembekuan darah, kanker, obesitas, penyakit jantung, penggunaan kontrasepsi hormonal, terapi hormonal, riwayat keluarga pernah DVT, kehamilan
Namun secara umum DVT biasanya diakibatkan pembekuan darah akibat duduk yang terlalu lama.

Gejala Umum
Dvt sulit dideteksi sejak dini. Namun biasanya akan muncul gejala seperti nyeri pada permukaan bekuan darah, pembengkakan, dan kemerahan. Tindak lanjutnya jika pembekuan darah itu pecah maka biasanya akan menyebabkan sesak nafas dikarenakan bekuan darah itu mengalir dan menyumbat paru – paru. Kehilangan kesadaran (pingsan), stroke, bahkan bisa menyebabkan Kematian mendadak.

Penanggulangan
  • Mengubah posisi kaki, menggerakkan dan meregangkan kaki secara teratur saat duduk (minimal setiap 1 jam)
  • Jika kondisi memungkinkan, berdiri dan berjalan sepanjang aisle (lorong) atau pergi ke toilet
  • Hindari menyilangkan tungkai bawah pada pergelangan kaki atau lutut
  • Cukup minum (air, jus, susu), kurangi minuman beralkohol dan kafein
  • Gunakan pakaian yang nyaman (tidak ketat)
  • Bisa mengggunakan stocking yang nyaman
  • Hindari duduk terlalu lama