Bayi berusia dibawah 6 bulan sebaiknya jangan pernah
diberikan air untuk diminum, begitu yang diingatkan oleh para ilmuwan dari John
Hopkins children’s center di Baltimore kepada para orang tua. Walaupun bayi
sangat kecil, mereka memiliki reflex haus atau perangsang untuk minum. Ketika
mereka merasa haus dan ingin minum, cairan yang diperlukan untuk diminum adalah
ASI (Air Susu Ibu) atau susu formula.
Karena ginjal bayi belum matang, dengan memberi mereka banyak air akan
menyebabkan tubuh mereka mengeluarkan natrium akibat kelebihan cairan.
Kehilangan natrium dapat mempengaruhi aktifitas otak, sehingga gejala awal dari
intoksikasi air adalah iritabilitas (merengek-rengek), mengantuk dan perubahan
mental lainnya. Gejala lain yang dapat muncul adalah menurunnya suhu tubuh,
edema atau bengkak disekitar wajah dan kejang.
Gejala awal yang muncul memang terkadang kurang jelas, sehingga orang tua
baru menyadari ketika bayi mereka kejang. Namun, dengan penanganan yang cepat,
gejala kejang kemungkinan tidak akan muncul.
Air sebagai minuman sebaiknya tidak diberikan bagi bayi berusia 6 bulan
kebawah. Orang tua juga sebaiknya menghindari pemberian formula dengan
pengenceran yang berlebihan (over-dilusi), atau minuman anak yang mengandung
elektrolit.
Untuk beberapa kasus, mungkin tepat dengan pemberian air dalam jumlah kecil,
misalnya keadaan konstipasi (sulit BAB) dan pada saat cuaca panas, namun
sebaiknya orang tua mengkonsultasikan hal tersebut terlebih dahulu dengan
dokter ahli anak, dan hanya diperbolehkan memberikan 1-2 ons air pada setiap
pemberiannya.
Apabila orang tua merasa bayi mereka mengalami intoksikasi air, atau ketika
bayi mereka muncul kejang, sebaiknya mereka segera memberikan perhatian secara
medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar